Love for All Hatred for None

Jumat, 29 Januari 2010

Pesan Untuk Si Beo


Seorang raja marah-marah dengan para pengawalnya karena dua ekor burung beo-nya lepas. Semua prajurit di Istana dikerahkan untuk menangkapnya. Semua pintu, jendela dan ventilasi Istana ditutup. Setelah sekian lama akhirnya seekor burung beo tertangkap. Sedangkan yang satunya berhasil lolos melalui lubang perapian. Sang Raja senang bukan kepalang, meski para pengawalnya cuma berhasil menangkap satu, namun ia memaafkan mereka. Di masukannya si beo ini kedalam sangkar lain, dikunci ganda, dan dijaga ketat oleh para pengawalnya.

Di dalam sangkar si beo merasa menderita, dia membayangkan terbang di alam bebas. Setiap hari si beo disuguhkan makanan yang melimpah, dibersihkan bulunya, dan dihiasi pernik-pernik yang mengkilau. Para pengawal senang menjaganya. Beberapa pengawal berusaha mengajarkan satu-dua lagu atau syair yang kemudian ditirunya dengan baik. Melihat keakraban para pengawal dengan beo-nya sang Raja semakin percaya bahwa si beo sudah jinak dan tak mungkin lagi melarikan diri dari Istana. Suatu hari sang Raja pergi berburu. Sebelum pergi ia bertanya kepada si beo:

"Engkau mau oleh-oleh apa sepulangku berburu?" Tanya sang Raja.
"Apakah engkau mau mengabulkan semua keinginanku?" Jawab si beo.
"Akan aku kabulkan semua." Janji sang Raja
"Ada dua permintaanku. Pertama aku minta engkau tidak menangkap kawanku jika nanti bertemu." Ujar si beo. Sang Raja diam sejenak, ada perasaan berat, namun karena dia telah menyanggupinya maka dia setuju.
"Baiklah, terus yang kedua apa?" lanjut sang Raja.
"Aku ingin engkau menyampaikan pada kawanku itu, kalau aku dalam keadaan baik dan sehat. Dan aku ingin tahu bagaimana kabar dia" Ujar si beo.
"Akan aku sampaikan dan penuhi semua keinginanmu." janji sang Raja.

Pergilah sang Raja dengan beberapa pengawalnya berburu ke hutan. Ia memburu begitu banyak rusa, namun sampai sat itu ia belum juga bertemu dengan kawannya si beo. Ketika hari menjelang sore, dan sang Raja beserta pengawalnya hendak pulang tiba-tiba kawannya si beo terbang rendah dan hinggap di ranting pohon dekat sang Raja berada. Para pengawal langsung mengepung kawan si beo itu. Tetapi sang Raja meerintahkan mereka menjauh. Lalu ia berkata pada kawannya si beo tersebut.
"Aku sebenarnya ingin menangkap kembali engkau, namun aku sudah berjanji dengan kawanmu di Istana kalau tidak boleh menangkapmu. Kini janji itu telah aku penuhi. Kamu tidak akan aku tangkap." Ujar sang Raja.
"Terimakasih paduka." Ucap beo tersebut.
"Satu lagi permintaannya yang harus aku penuhi." kata sang Raja.
"Apa itu paduka?"
"Dia menyampaikan kabar kepadamu bahwa sekarang kondisinya dalam keadaan sehat dan baik. Dan dia ingin tahu kabarmu?!" Ujar sang Raja. Setelah mendengar berita tersebut, tiba-tiba beo itu jatuh kaku ke tanah. Sang Raja dan para pengawalnya terkejut.
"Kenapa beo ini paduka..?" Tanya para pengawal.
"sepertinya dia tidak tahan mendengar kehidupan nyaman temannya di Istana, sehingga dia mati mendadak." Jawab sang Raja menyimpulkan.

Akhirnya sang Raja dan bawahannya pulang ke Istana. Paginya sang Raja menyampaikan berita mati kawannya tersebut ke si beo.
"Aku sudah penuhi semua keinginannmu beo. Aku tidak menangkap kawanmu dan aku juga telah menyampaikan kabarmu kepadanya. Namun aku minta maaf beo." kata sang Raja.
"Apa paduka?" Tanya si beo penasaran.
"Kawanmu mendadak mati setelah aku memberikan kabar kepadanya." Sesalnya. Si beo terdiam dan tiba-tiba dia jatuh kaku. Sang Raja panik dibawanya sangkar si beo keluar Istana. Para pengawal terkejut melihat sang Raja berlari terburu-buru. Si beo tidak juga bergerak, tetap kaku. Sang Raja memandangnya dengan sedih.
"Apakah engkau tidak tahan mendengar kematian kawanmu, wahai beo." Ratap sang Raja. Dikeluarkannya si beo, lalu diletakannya di tanah. Baru saja sang raja menarik tangannya, tiba-tiba si beo bangkit, lalu terbang. Sang Raja dan para pengawalnya terkejut melihat perubahan tersebut. Si beo hinggap di atap Istana.
"Wahai Raja, Kematian temanku yang mendadak itu adalah isyarat yang diberikannya kepadaku; Bagaimana cara aku keluar dari Istana ini?" Seru si beo. Sang Raja termangu mendengarnya. Si beo pun akhirnya dapat hidup bebas. Ini adalah kisah bagaimana peka menangkap petunjuk kebenaran. Apalagi jika kebenaran ini datang dari utusan Tuhan. Hanya orang-orang berimanlah yang dapat mengambil pesan yang terlihat sepele, namun menetukan langkah hidupnya.

1 komentar:

  1. kisah yang luar biasa, semoga kita termasuk orang yang beriman hingga dapat mengerti dan memahami pesan dari langit yang disampaikan kepada kita :)

    BalasHapus

 
Seruan Hati - Template ini design ulang oleh Yusuf Awwab